I. Judul
GOLONGAN DARAH PADA MANUSIA
II. Tujuan
Setelah selesai praktikum ini mahasiswa
diharapkan dapat menjelaskan penggolongan darah manusia.
III. Dasar Teori
Darah manusia dapat
digolongkan menjadi 4 golongan yaitu A,B,AB dan O, Dimana pengolongan ini pada
hematologi sangat diperlukan keberadaanya pada sistem transfusi ataupun donor.
Pendeteksian golongan darah dengan cara menambahkan serum yang akan
mengakibatkan aglutinogen.(Wasid,2012:online)
Kesukaran
pertama dalam transfusi darah disebabkan karena terjadinya penggumpalan sel-sel
darah. Gumpalan-gumpalan sel darah merah tidak dapat lewat melalui pembuluh
darah kapiler, yang menjadi tersumbat karenanya. Bila banyak pembuluh kapiler
yang tersumbat, sistem peredaran darah akan tersumbat dan mungkin akan
menyebabkan kematian. Landstainer telah mendemostrasikan bahwa penggumpalam sel
darah merah terjadi karena adanya suatu reaksi antara zat-zat pada membran sel
darah merah dan zat-zat dalam plasma. Dalam darah setiap orang, zat-zat yang
bereaksi tidak terdapat secara bersama-sama. Tetapi karena masing-masing
individu memiliki rangkaian zat yang berbeda dari individu lainnya.
(Waluyo,1993:50)
Darah terdiri dari dua komponen, yaitu plasma darah dan sel-sel darah.
Plasma darah merupakan bagian darah yang cair. Plasma darah cairan yang
berwarna kekuning-kuningan, tersusun atas air, dan bahan terlarut yaitu
protein, lemak, asam lemak, asam amino, glukosa, hormon, enzim, antibodi, garam
mineral.
Fungsi dari plasma
darah adalah:
ü Sebagai pelarut bahan-bahan kimia.
ü Membawa mineral-mineral terlarut, glukosa, asam amino, vitamin,
karbondioksida dan bahan-bahan buangan.
ü Menyebarkan panas dari organ yang lebih panas ke organ yang lebih dingin.
ü Menjaga keseimbangan
antara cairan di dalam sel dan cairan di luar sel.
Plasma mengandung protein seperti lipoprotein, fibrinogen berfungsi dalam
pembekuan darah, globulin berperan dalam pertahanan tubuh, albumin berperan
dalam membantu aliran darah dan mengatur tekanan osmotik darah, antihemophilic
globulin berfungsi mencegah hemofilia, tromboplastin berfungsi dalam proses
pembekuan darah bersama protombin dan fibrinogen, immunoglobulin berfungsi
untuk kekebalan tubuh(abtibodi). Protein-protein tersebut dapat dipisahkan dari
plasma dan membentuk cairan yang disebut serum. (Waluyo,2010:175)
Sel-sel darah dikelompokkan menjadi 3 kelompok
: Eritrosit, Leukosit, dan Trombosit.
·
Sel darah
merah(Eritrosit)
Sel-sel darah merah mempunyai bentuk cakram, dengan diameter 7,5 m da ketebalan 2 m. Tengah-tengah dari
cakram tersebut lebih tipis(1 m) daripada tepinya. Bentuk “bikonkaf” yang menarik ini mempercepat
pertukaran gas-gas antara sel-sel dan plasma darah. Pada orang dewasa, sel
darah merah dibentuk dari sel-sel “pokok” yang terletak dalam sumsum tulang,
terutama dalam tulang-tulang rusuk, sternum(tulang dada), dan
vertebra(tulang-tulang belakang). Pada waktu mula-mula dibentuk, sel darah
merah mempunyai sebuah nukleus dan hemoglobin tidak begitu banyak. Akan tetapi,
ketika dewasa jumlah hemoglobin dalam sel naik sampai 280 juta molekul –
menunjukkan 90% bobot bersih sel. Kemudian pada akhir dari proses sintesis
hemoglobin ini, nukleus diperas keluar dari sel. (Kimball,1990:516)
·
Sel darah
putih(Leukosit)
Leukosit merupakan sel yang memiliki fungsi khusus untuk mempertahankan
tubuh dari serangan mikroorganisme. Leukosit merupakan sel yang memiliki sifat
seperti Amoeba, yaitu bentuknya dapat berubah-ubah, leukosit dapat bergerak
bebas, bahkan dapat keluar dari pembuluh darah dan masuk ke dalam jaringan lain
yang terinfeksi mikroorganisme. Ukuran leukosit lebih besar dari eritrosit,
tetapi jumlahnya dalam tubuh lebih sedikit. Darah manusia memiliki lima macam
leukosit tetapi berdasarkan ada dan tidaknya granuler pada selnya. Kelima macam
leukosit tersebut dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok yaitu leukosit yang
bergranuler(granulosit)dan tidak bergranula(agranulosit).
·
Keping darah(trombosit)
Trombosit atau keping-keping darah memiliki bentuk tidak teratur, tidak
memiliki inti sel dan berukuran sangat kecil(hanya berdiameter 2 m). Jumlahnya di dalam
darah sekitar 150-400 ribu/ . Trombosit berperan dalam proses pembekuan darah apabila terjadi luka pada
pembuluh darah, dengan demikian darah tidak banyak terbuang. Trombosit beredar
di dalam darah dan dibentuk oleh sel-sel besar yang ada di dalam sumsum tulang.
Mekanisme pembekuan darah adalah sebagai berikut. Saat pembuluh darah terluka
atau terpotong, darah akan keluar. Trombosit akan pecah dan membebaskan enzim
trombokinase. Enzim ini akan mengubah protombin menjadi trombin dengan bantuan ion
kalsium dan vitamin K. Trombin yang terbentuk selanjutnya akan mengubah
fibrinogen menjadi benang-benang fibrin yang akan menutup luka sehingga
pendarahan akan dihentikan. (Waluyo,2010:178-180)
Pada darah manusia
terdapat dua faktor yang menentukan dalam golongan darah, yaitu aglutinogen dan
aglutinin. Aglutinogen (zat anti) merupakan antigen yang terdapat di sel darah
merah dan bersifat genetis. Umumnya dikenal tiga jenis aglutinogen, yaitu
aglutinogen A dan B, aglutinogen M dan N, dan faktor rhesus (Rh). Berdasarkan
keberadaan aglutinogen, penggolongan darah manusia dibedakan menjadi tiga
macam, yaitu golongan darah sistem ABO, golongan darah sistem MN, dan golongan
darah sistem Rh. Aglutinin merupakan protein plasma yang berfungsi sebagai
antibodi. Pada sistem ABO, aglutinin terdiri atas dua macam, yaitu aglutinin
A dan aglutinin B.
Pada tahun 1900 dan
1901 Karl Landsteiner merumuskan pengolongan darah ABO berdasarkan
keberadaan aglutinogen dan aglutinin pada darah, yaitu :
a.
Golongan darah A, bila dalam sel darah merahnya mengandung aglutinogen A dan
dalam serum atau plasmanya mengandung aglutinin B
b.
Golongan darah B, bila dalam sel darah merahnya mengandung aglutinogen A dan
dalam serum atau plasmanya mengandung aglutinin A
c.
Golongan darah AB, bila dalam sel darah merahnya mengandung aglutinogen A dan
B, serta dalam serum atau plasmanya tidak mengandung aglutinin
d.
Golongan darah O, bila dalam sel darah merahnya tidak mengandung aglutinogen,
sedangkan dalam serum atau plasmanya mengandung aglutinin A dan aglutinin B
Pada tahun 1927, Karl
Landsteiner dan P. Levine menemukan antigen baru yang disebut dengan
aglutinogen M dan aglutinogen N. Berdasarkan kedua jenis aglutinogen tersebut,
menghasilkan tiga macam golongan darah, yaitu, M, N, dan MN. Berbeda dengan
golongan darah sistem ABO, pada golongan darah sistem MN, serum atau plasma
darah orang tersebut tidak mengandung zat anti- M (aglutini M) dan zat anti N.
Karena tidak mempunyai aglutinin tersebut, golongan darah sistem MN tidak
penting untuk keperluan transfusi darah akibat tidak adanya bahaya terjadinya
penggumpalan.
Golongan darah Rh,
singkatan dari kata rhesus (sejenis kera di India), yaitu Macaca
rhesus ditemukan oleh Karl Landsteiner dan A.S. Wiener tahun
1940. golongan darah ini dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu :
a.
Kelompok orang dengan Rh- positif (disingkat Rh+), merupakan orang
yang didalam eritrositnya memiliki aglutinogen Rh
b.
Kelompok orang dengan Rh- negatif (disingkat Rh-), merupakan orang
yang di dalam eritrositnya tidak mengandung aglutinogen Rh.
Seperti halnya golongan
darah ABO, golongan darah Rh mempunyai arti penting dalam klinik. Pada golongan
darah sistem Rh, dalam plasma atau serum seseorang, biasanya tidak terdapat
agglutinin (anti Rh), tetapi orang dapat dipacu untuk membentuk aglutinin Rh,
karena sebagai berikut :
a.
Transfusi darah
Apabila seorang
bergolongan darah Rh-), menerima darah dari orang yang
memiliki Rh+ maka plasma dan serum darah orang tersebut distimulus
sehingga mambentuk anti Rh.
b.
Melalui perkawinan
Apabila seorang
perempuan bergolongan darah Rh- menikah dengan orang yang
bergolongan darah Rh+ dan mempunyai anak bergolongan darah Rh+
maka pada saat proses melahirkan, aglutinogen pada eritrosit anak sebagian
dapat mengalir ke tubuh ibunya melalui plasenta. Dalam kasus ini, darah ibu
tersebut dipacu untuk membentuk anti Rh.
(Dani,2013:online)
IV. Metode praktikum
·
Alat dan bahan
Alat :
ü
Mikroskop
ü
Tusuk gigi
ü
Pinset
ü
Pensil
ü
Lanset/jarum streril
ü
Gelas obyek
Bahan :
ü
Serum A dan B
ü
Alkohol 70%
ü
Kapas
ü
Darah segar manusia
·
Cara kerja
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Menarik garis tengah pada sisi
panjang yang membagi sisi gelas obyek menjadi dua bagian yang sama
menggunakan pensil
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Memberi tulisan A di pojok
kiri atas gelas obyek dan huruf B di pojok kanan atas
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Mencuci tangan sampai bersih
dan mengambil segumpal kapas dengan pinset lalu mencelupkan kedalam alkohol
dan menggosokkan pada ujung jari manis
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Menusuk jari manis menggunakan
lanset yang di sterilkan dan menempatkan darah pada bagian A dan B
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Menutup bekas tusukan dengan kapas
yang dicelupkan ke dalam alkohol
|
|
|
|
|
|
|
|
Meneteskan serum anti A pada
bagian A gelas obyek dan serum anti B pada bagian B gelas obyek kemudian
mengaduknya dengan tusuk gigi.
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Membandingkan kedua bagian A
dan B pada gelas obyek
|
|
V. Hasil Pengamatan
NAMA PROBANDUS
|
GOLONGAN DARAH
|
GAMBAR
|
Jahrotul Jannah
|
O
|
|
Widiet Nurcahyo R
|
B
|
|
Sheila Nurvatisna
|
AB
|
|
Zainatuh Arifah
|
AB
|
|
Ahmad Habib
|
B
|
|
Fariz Imam Utomo
|
B
|
|
VI. Pembahasan
Pada praktikum ini dilakukan untuk mengetahui golongan darah seseorang dan
mengetahui penggolongan darah pada manusia. Untuk mengetahui golongan darah
pada seseorang dapat dilakukan dengan mengambil sampel darah yang kemudian
ditaruh pada gelas obyek dan menetesi darahnya dengan serum A dan serum B.
Serum A mengandung aglutinin yang dapat menggumpalkan golongan darah A, tetapi
tidak ada pengaruhnya terhadap golongan darah B dan O. Sedangkan serum B
mengandung aglutinin yang dapat menggumpalkan golongan darah B, tetapi tidak
ada pengaruhnya terhadap golongan darah A dan O. Itu terbukti jika serum A
dapat menggumpalkan darah namun serum B tidak dapat menggumpalkan darah maka
orang tersebut bergolongan darah A. Jika serum A tidak dapat menggumpalkan
darah namun serum B dapat menggumpalkan darah maka golongan darah orang
tersebut adalah B. Dan jika kedua serum A dan serum B menyebabkan penggumpalan
pada darah seseorang maka golongan darah orang tersebut adalah AB. Namun jika
serum A dan Serum B tidak dapat menggumpalkan darah maka darah orang tersebut
adalah O.
Disini kita melakukan pengamatan pada perwakilan tiap kelompok untuk ditest
golongan darahnya. Pada percobaan
yang kami lakukan dalam menentukan golongan darah manusia, didapatkan tiga
hasil golongan darah,Yaitu glongan darah B, AB, dan O. Dari 6 probandus didapatkan 3 orang memiliki golongan darah B yaitu Widiet
Nurcahyo,Ahmad Habib,dan Fariz Imam Utomo , 2 orang memiliki golongan darah AB
yaitu Sheila Nurvatisna dan Zainatuh arifah dan 1 orang memiliki golongan darah
O yaitu Jahrotul Jannah.
Dari probandus
bergolongan darah B, darah mereka mengalami penggumpalan ketika ditetesi serum
B. Sedangkan saat ditetesi dengan serum A, darah tidak mengalami penggumpalan.
Hal ini dikarenakan pada plasma darahnya mengandung aglutinin A (anti A).
Sedangkan pada eritrositnya mengandung aglutinogen B. jadi ketika darah
ditetesi dengan anti B, maka akan terjadi reaksi aglutinasi antara eritrosit
dan serum tersebut. Reaksi yang terjadi menyebabkan darah menggumpal.
Penggumpalan ditandai dengan adanya butiran butiran seperti pasir yang ada pada
darah yang ditetesi serum B.
Pada probandus yang memiliki golongan darah AB setelah ditetesi dengan
serum A maupun serum B, darahnya menggumpal. Hal ini terjadi karena golongan
darah AB tidak memiliki zat anti A maupun zat anti B namun memiliki
antigen(aglutinogen) yaitu antigen A dan B. Sehingga ketika ditetesi dengan
serum A dan serum B tejadi penggumpalan.
Pada probandus bergolongan darah O, memberikan
hasil bahwa ketika darah ditetesi dengan serum A dan B, darah tidak mengalami
penggumpalan. Hal ini disebabkan karena plasma darah mereka mengandung
aglutinin A (anti A) dan aglutinin B (anti B). Sedangkan pada eritrositnya
tidak memiliki aglutinogen sama sekali. Sehingga ketika darah mereka ditetesi
dengan serum anti A maupun anti B, eritrosit tidak bereaksi. Hal inilah yang
menjadikan darah tidak menggumpal dan seseorang tersebut dikatakan bergolongan
darah O. Yang artinya tidak memiliki aglutinogen sama sekali pada eritrositnya.
Dalam
kegiatan praktikum yang kami lakukan, tidak didapatkan data probandus yang
bergolongan darah A.
VII. Penutup
·
Kesimpulan
Golongan darah pada
manusia ada empat, yaitu A, B, AB dan O. Seseorang dikatakan bergolongan darah
A, jika pada eritrositnya mengandung aglutinogen A dan pada plasma darahnya
mengandung aglutinin B. Seseorang dikatakan bergolongan darah B, jika pada
eritrositnya mengandung aglutinogen B dan pada plasma darahnya mengandung
aglutinin A. Seseorang dikatakan bergolongan darah AB, jika pada eritrositnya
mengandung aglutinogenA dan B, sedang pada plasma darahnya tidak mengandung
aglutinin A maupu B. Seseorang dikatakan bergolongan darah O, jika pada
eritrositnya tidak mengandung aglutinogen A maupun B, sedang pada plasma
darahnya mengandung aglutinin A dan B.
·
Saran
Diharapkan pada praktikum
ini,lanset yang digunakan benar-benar steril agar tidak membahayakan bagi
probandus yang ingin menguji golongan darahnya serta praktikan harus
benar-benar mengerti tentang setiap golongan pada manusia.
DAFTAR PUSTAKA
Dani,2013.Prinsip penggolongan darah. pustaka-pandani.web.id/2013/11/prinsip- penggolongan-darah.html. [20 November
2013:20.57]
Kimball,John.W. 1990. Biologi Edisi Kelima Jilid 2.
Jakarta : Erlangga
Wasid,2013.Alat uji golongan darah ABO berbasis
mikrokontroler AT89S52. jurnal.stmik-indonesia.ac.id/jurnal/index-php/jik41/articlw/view/34.
[20 November 2013:20.30]
Waluyo,Joko .1993. Petunjuk Praktikum Biologi Umum.Jember
: unej
Waluyo,Joko.2010. Biologi Umum. Jember : unej
Laporan
Praktikum Biologi Dasar
“Golongan Darah Pada Manusia”
Oleh:
Siti Lailatul Maqhfiroh
NIM:130210103021
Program Studi Pendidikan Biologi
Jurusan MIPA
Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan
Universitas Jember
2013